NGADAS, DESA WISATA YANG SARAT DENGAN BUDAYA JAWA


Ngadas merupakan desa yang terletak di ujung timur Kabupaten Malang tepatnya di Kecamatan Poncokusumo sekitar tiga puluh kilometer dari pusat kota. Desa ini berada pada ketinggian 2500 m. Untuk menuju desa tersebut dibutuhkan waktu lebih kurang dua jam dengan melewati jalanan yang sempit, menanjak dan berliku-liku. Tapi hal tesebut bukanlah masalah yang berarti karena akan terobati dengan indahnya pemandangan pegunungan.

Kehidupan masa lampau dapat terlihat di tempat ini. Filosofinya adalah sederhana, hidup damai ayem tentrem dengan sesama dan lingkungannya, Setiap tamu harus dihormati karena filosofinya siapapun orang dengan agama apa pun yang datang ke Ngadas adalah saudara. Mereka tidak merasa bahwa orang yang datang sebagai saingan apalagi musuh. Mereka amat percaya diri dan tidak ada kekhawatiran yang datang akan merugikan mereka.

Berikut ini merupakan ulasan tentang berbagai aspek kehidupan di Desa Ngadas yang memiliki banyak keunikan sebagai karakteristik desa wisata.

Kehidupan Agraris di Desa Ngadas

Daerah ini tergolong subur dan masyarakatnya hidup dari kegiatan berkebun yang sudah berlangsung ratusan bahkan mungkin ribuan tahun silam. Hampir sebagian besar penduduknya memiliki kebun yang cukup luas di lereng-lereng gunung yang mempunyai kemiringan lebih dari 45 derajat. Hal tersebut merupakan suatu keunikan dan pemandangan yang atraktif bagi saya ketika memasuki wilayah Ngadas. Dari hasil berkebun, banyak komoditi sayur dihasilkan antara lain: kentang, kubis, wortel, daun bawang, bawang merah, sawi dan lain lain. Hasil kebun ini dipasarkan ke kota-kota di Jawa Timur misalnya Malang, Surabaya, Situbondo, Jember, Banyuwangi bahkan sampai ke Denpasar, Bali dan Mataram. Oleh sebab itu, warga Desa Ngadas dapatDengan demikian mencukupi kebutuhan hidup mereka sehari-hari secara ekonomi.

Selain berkebun, masyarakat Ngadas juga memiliki pekerjaan sampingan di bidang peternakan yakni ternak sapi. Mereka demikian yakin bahwa dengan memelihara sapi mempunyai pendapatan ekonomi lebih maksimal.Berdasarkan gambaran di atas masih banyak potensi agraris dan peternakan yang harus dikembangkan di Desa Ngadas. Misalnya, masyarakat masih bisa membudidayakan tanaman hias, tanaman obat juga binatang ternak. Tentunya untuk mewujudkan hal tersebut harus ada kerjasama yang baik dan berkelanjutan antara dinas kebudayaan dan pariwisata dengan dinas pertanian dan perkebunan serta dinas peternakan Kabupaten Malang. Salah satu kerjasama tersebut antara lain dengan mengadakan pelatihan dan pembinaan terhadap generasi muda di Desa Ngadas. Harapannya adalah menambah daya tarik wisata serta membentuk karakter desa yang mandiri dalam ekonomi.

Kehidupan Religius di Desa Ngadas

Desa  ini masyarakatnya enam puluh persen memeluk agama Budha, tiga puluh persen beragama Islam dan selebihnya beragama Hindu. Walaupun terdapat perbedaan agama, namun masyarakatnya hidup rukun, gotong royong dan saling toleransi. Pada saat umat Budha merayakan hari besar atau acara keagamaan, pemeluk agama yang lain ikut membantu kegiatan tersebut, begitu sebaliknya. Nilai nilai inilah yang perlu diteladankan dalam kehidupan sehari-hari sebab masyarakat perkotaan  yang sudah terpengaruh oleh budaya individualisme belum tentu mampu melakukan nilai-nilai yang diterapkan oleh masyarakat Ngadas ini. Ada tiga fasilitas tempat ibadah di Desa  Wisata Ngadas yakni vihara, mushalla, dan pura. Masing masing bangunan ini mempunyai keunikan karena menyesuaikan kebudayaan yang terdapat di desa tersebut. Akan lebih baik apabila  bangunan ibadah tersebut perlu direnovasi dan ditambah fasilitasnya sehingga lebih mempunyai ciri khas sebagai tempat ibadah yang terletak di desa wisata. Hal ini akan menambah daya tarik wisatawan yang akan berkunjung.

Tingkat Pendidikan Masyarakat Ngadas

Penduduk yang kurang lebih terdiri atas 456 kepala keluarga di desa ini hidup saling tolong menolong, berpikir bersama, berusaha bersama untuk membangun kemajuan desanya. Mereka bukan berasal dari orang-orang yang berpendidikan tinggi karena di tempat itulah mereka lahir dan mengenyam pendidikan formal. Hanya ada sekolah tingkat SD dan SMP yang dijadikan satu atap saja, namun mereka dapat mengembangkan usahanya dan memelihara budaya Jawa yang masih asli, Oleh sebab itu di tempat yang terpencil tersebut sebenarnya manusia modern perlu belajar hidup dalam kedamaian, kebersamaan, dan gotong-royong serta memegang nilai-nilai luhur nenek moyang.

Untuk menambah kompetensi generasi muda selama mengenyam pendidikan di tingkat menengah pertama seharusnya dalam kurikulum ditambahkan matadiklat muatan lokal sesuai dengan kebutuhan misalnya dalam bidang pertanian peternakan dan pariwisata, sehingga setelah lulus mereka siap membantu mengolah pertanian dan peternakan serta membantu menyukseskan program pariwisata di desa tersebut.

Budaya dan Adat yang Masih Lestari di Ngadas

Di Ngadas terdapat upacara adat unik yang masih dilaksanakan dan dilestarikan oleh masyarakat Tengger khususnya masyarakat Ngadas sampai sekarang yakni upacara karo. Karo adalah upacara yang dilaksanakan untuk menghormati seluruh leluhur yang ada di daerah Tengger. Ada empat unsur yang tidak boleh ditinggalkan dalam mantra persembahan, yakni Bopo Kuoso, ibu pertiwi, pedanyangan dan sumber air. Hal ini menunjukkan penghormatan mereka terhadap bumi tempatnya berpijak. Selain karo, ritual lain yang melibatkan seluruh warga masyarakat Tengger adalah pujan kapat, pujan kawolu, pujan kasongo dan pujan kasada. Jika sudah genap satu windu dilakukan upacara unan-unan yang bertujuan menyelamati gunung-gunung berapi supaya tidak memuntahkan laharnya. Ada hal unik lagi yang dapat di temui di Desa Ngadas dalam hal berpakaian yakni masyarakatnya hanya menggunakan sarung yang dililitkan untuk melindungi tubuh mereka dari dinginnya udara pegunungan. Di perkampungan ini banyak kesenian atau atraksi rakyat yakni Kuda lumping, Bantengan, dan Kuda Kencak. Selain keunikan adat istiadatnya, Desa Ngadas memiliki ragam potensi wisata alam yang sangat menarik yakni Coban Trisula dan Ranu Pani serta masih banyak lainnya.

Dari realita di atas, tidak heran Ngadas ditetapkan menjadi salah satu Desa Wisata di Kabupaten Malang. Karena memiliki adat istiadat Jawa yang masih lestari sampai saat ini. Sejak ditetapkan menjadi Desa Wisata pada tahun 2007, Ngadas terus berbenah diri untuk menyediakan berbagai fasilitas akomodasi. Sampai saat ini ada 22 Kepala keluarga yang rumahnya dijadikan homestay untuk wisatawan. Baru-baru ini telah dibangun lebih kurang  lima buah homestay yang terletak di tepi jalan menuju wanawisata Gunung Bromo Semeru. Akan tetapi, masih banyak kekurangan dalam penyediaan fasilitas homestay yakni fasilitas toilet yang kurang memadai serta fasilitas akses jalan menuju Ngadas terdapat beberapa titik jalan yang rusak yang cukup mengganggu kenyamanan perjalanan menuju Desa Ngadas.

Dari uraian di atas, saya dapat menyimpulkan bahwa Desa Ngadas merupakan desa wisata yang sangat berpotensi karena sampai sekarang masyarakat Ngadas sangat menjaga dan melestarikan adat istiadat budaya maupun lingkungan untuk kehidupan mereka. Dengan ditetapkannya Desa Ngadas menjadi desa wisata, Ngadas diharapkan sebagai komoditi baru penduduk setempat untuk meningkatkan ekonomi mereka sehingga menjadi masyarakat yang mandiri, serta desa ini menjadi desa panutan bagi masyarakat modern untuk teteap melestarikan nilai-nilai kehidupan lokal.

Berikut ini ada beberapa hal yang harus di kembangkan untuk meningkatkan kunjungan dan minat wisatawan untuk mengunjungi desa wisata Ngadas antara lain:

–          Renovasi dan penambahan homestay baik pembangunan yang baru maupun pemanfaatan rumah penduduk agar memenuhi  persyaratan  akomodasi wisatawan,  atau membangun  guest  house berupa,  bamboo house, traditional house, log house,  dan lain sebagainya.

–          Tidak hanya menggali potensi wisata  dari sisi adat dan pertanian saja, tetapi harus sering mengagendakan pertunjukan kesenian lokal, jalan-jalan  di  desa (hiking),  atau biking di  desa dan lain sebagainya untuk lebih menarik minat wisatawan

–          Membangun  sumber  energi  tenaga  surya  atau  tenaga  air sehingga desa Ngadas mandiri di bidang tenaga listrik untuk memenuhi kebutuhan wisata.

–          Menanam tanaman selain tanaman sayur yakni menanam  jenis-jenis  tanaman hias,  tanaman obat, dll.

Demikian ulasan saya tentang desa wisata Ngadas. Semoga desa ini menjadi desa yang mandiri dalam bidang ekonomi dengan tetap berpegang teguh pada budaya dan adat istiadat lokal tanpa terpengaruh oleh budaya luar.(Joko Bambang)

3 responses to “NGADAS, DESA WISATA YANG SARAT DENGAN BUDAYA JAWA

  1. koreksi aja untuk penulisan judul, mungkin kalimat yang dimaksud seharusnya “Ngadas, Desa Wisata Yang SARAT Dengan Budaya Jawa”

    terima kasih

  2. Berapa tarif sewa rumah di ngadas ?

Leave a reply to jokororo Cancel reply